Server DHCP di Linux
DHCP server adalah sebuah service yg memberikan pelayanan dalam sebuah jaringan komputer dimana IP address (+ beberapa setting lain) tidak dipasang secara statis di masing2x komputer, melainkan diberikan oleh server secara dinamis (bisa juga statis tapi tetap diberikan oleh server, yg dikenal dg reservasi atau pencadangan IP address tertentu yg diberikan kepada komputer dg MAC address tertentu pula). Hal ini akan sangat membantu seorang administrator jaringan untuk mengelola suatu jaringan besar yg terdiri dari ratusan bahkan ribuan komputer dengan mempermudah pengelolaan jaringan dg memusatkan pengelolaan IP address jaringan dalam sebuah server. Jadi setiap komputer dalam jaringan akan meminta konfigurasi IP kepada server DHCP yg akan membagikan IP address sesuai konfigurasi yg dipasang di server tsb.
DHCP server berjalan di atas sistem Windows maupun Linux dg hampir tidak ada perbedaan dalam kemampuannya memberikan layanan utama berupa pemberian IP Address pada jaringan secara dinamis.
Karakteristik dari DHCP server yang berjalan di sistem Linux:
- Server dapat berjalan lebih cepat & stabil. Sistem-sistem Unix clone sudah diakui mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi dalam menjalankan aplikasi-aplikasinya, dan ini berarti termasuk juga di Linux yang juga merupakan salah satu clone Unix. Linux juga seperti turunan Unix lain dapat dioperasikan hanya dengan command text saja. Ini berarti resource yang dibutuhkan server pasti lebih kecil daripada resource yang dibutuhkan untuk menjalankan software berbasis grafis seperti di sistem Windows.
- Dijalankan dengan dua aplikasi daemon untuk server dan client, misalnya : dhcpd (DHCP daemon) untuk server dan dhcpcd (DHCP client daemon) untuk client.
- File-file setting untuk DHCP di Linux umumnya diletakkan di dalam direktori /etc dan /var/lib/dhcp
- Setting DHCP dilakukan dalam sebuah file yaitu : /etc/dhcpd.conf dan akan menyimpan hasil transaksi penyewaan IP address di dalam sebuah file yang bernama /var/lib/dhcpcd.leases. Bila file ini tidak ada, DHCP tidak akan dapat bekerja.
- Setting relatif mudah karena hanya dipusatkan di satu file saja (/etc/dhcpd.conf) dan hanya terdiri dari beberapa baris perintah untuk memberikan layanan yang cukup lengkap.
Bagaimana DHCP bekerja dalam Linux
Client DHCP bekerja sebagai program level aplikasi. Sekalipun mengkonfigurasikan beberapa aspek mendasar dari operasi kernel sistem operasi, namun tidak perlu dijalankan sebagai kode kernel level. Dalam hal ini semua yang dilakukan client sebenarnya adalah :
- Mengirim dan menerima beberapa paket UDP
- Mengekstrak nilai dari jawaban DHCPACK
- Menerapkan nilai tersebut pada sistem, seperti yang dilakukan ifconfig atau route.
Sedikit kesulitannya adalah client harus menangani lease DHCP sehingga setiap kali ia harus menghubungi server untuk memperpanjang lease terbaru. Untuk alasan ini, client berjalan sebagai “daemon”, yaitu aplikasi yang berjalan pada background, tidak terkoneksi ke terminal apapun (hal ini menjelaskan nama client dhcpcd, sekalipun untuk pertamakalinya akan tampak membingungkan).
Detail lease dicatat dalam dalam suatu file teks. Sekalipun mesin tersebut reboot dalam masa itu, client DHCP dapat menggunakan informasi ini pada saat berikutnya client me-request lease dari server DHCP. Dengan demikian satu mesin dapat menggunakan IP yg sama selama beberapa lama sekalipun alamat tersebut dialokasikan secara dinamis. Informasi ini juga disimpan dalam file dhcpcd.leases yg biasanya terdapat dalam direktodi /var/lib/dhcp
Instalasi DHCP server pada Linux
Cara menginstall server DHCP pada Linux relatif mudah. Di sini saya menggunakan Linux OpenSuse 11.4 ,langkah-langkahnya seperti :
1. Buka YAST. Masukkan password root jika login sebagai user normal
2. Pilih menu Software | Software Management
3. Pada pilihan filter, pilih Pattern
4. Pilih DHCP & DNS Server. Berikan tanda centang pada pilihan yang ada
5. Klik Accept dan tunggu hingga instalasi selesai
6. Tutup YAST
Konfigurasinya :
1. Buka YAST
2. Pilih menu Network Service | DHCP Server
3. Jika ada konfirmasi penggunaan Knetworkmanager, klik Continue
4. Pada wizard pertama, tentukan Network Card yang dijadikan sebagai jalur pemberian IP melalui DHCP. Pilih network card dan klik tombol Selec. Klik Next.
5. Pada wizard kedua, tentukan nama domain, alamat name server, gateway dll. Setelah selesai, klik Next
.
6. Pada wizard ketiga, tentukan Alokasi IP Addres yang akan diberikan. Misalnya, jika kita sudah memiliki cadangan IP statik (untuk keperluan server, Access Point dll) dari IP 192.168.200.2-192.168.200.100, maka kita bisa mendefinisikan IP Range 10.0.2.1-10.0.2.245
7. Terakhir, pilih apakah DHCP Server diaktifkan secara otomatis saat booting ataukah dijalankan secara manual. Untuk server sebaiknya tentukan agar berjalan secara otomatis pada saat booting.
Coba kita test salah satu klien untuk menggunakan IP DHCP dan check apakah DHCP Server mampu meresponnya dengan memberikan alokasi IP Address.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar